CYANOBACTERIA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama : Dewinta Moehadi
NPM : 12119136
Kelas : 1C
AKADEMI KEBIDANAN TRINITA MANADO
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan Kasih-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Cyanobacteria.
Terima kasih tak lupa kami ucapkan pada semua pihak yang ikut serta mendukung
atas pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Di dalam makalah ini penulis menjelaskan tentang struktur
tubuh, reroduksi, dan hal-hal lain yang merupakan informasi mengenai
Cyanobacteria. Penulis juga memaparkan beberapa gambar, agar pembaca sekalian
dapat memahami makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan
dalam kehidupan sehari-hari. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan juga jauh dari sempurna. Akhir kata, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi
kemajuan dan kesempurnaan makalah ini. Terimakasih
Manado, Januari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
…..……………………………………………. i
Daftar isi ..……………………………………………… ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .…………...……………………………………… 1
1.2 Tujuan
……….…………………………………………….. 3
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Cyanobacteria (Alga Hijau-biru) …………………..…………………………… 4
2.2 Ciri-ciri
Cyanobacteria .…………….……………..……………………
5
2.3 Struktur Sel Cyanobacteria …..…….…………………………………… 6
2.4 Reproduksi Cyanobacteria ……………….…………………………… 8
2.5 Klasifikasi Cyanobacteria ……………….……………………………. 10
2.6 Peranan Cyanobacteria
bagi manusia …………….…………………….. 14
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………… 17
Daftar Pustaka
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
Berdasarkan membran inti organisme
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu organisme eukariotik dan prokariotik. Eukariotik adalah sel yang
bahan intinya diselubungi membran inti. Sedangkan prokariotik adalah sel yang memiliki
bahan inti tetapi tidak memiliki membran inti. Maksudnya bahan inti tersebut
adalah asam inti berupa DNA (deoxyribonucleic
acid) yang terletak pada suatu daerah tertentu di dalam sitoplasma. Jadi,
DNA itu tidak tersebar. Oleh karena itu tidak benar jika dikatakan prokariotik
tidak berinti. Inti sel yang tidak bermembran disebut prokarion. Selain itu
prokariotik juga tidak memiliki mitokondria, reticulum endoplasma, badan golgi,
dan lisosom.
Monera
berasal dari bahasa Yunani, yaitu (moneres)
yang berarti tunggal. Monera meliputi organisme bersel satu yang mempunyai
struktur tubuh amat sederhana dan bersifat prokariotik. Menurut Carl Woose 1977 berdasarkan system klasifikasinya Monera dikelompokkan menjadi dua subkingdom, yaitu Archaebacteria(prokariot) dan
Eubacteria(bakteri). Cyanobacteria termasuk anggota
subkingdom Eubacteria.
Cyanobacteria dulunya
disebut cyanophyta, Istilah ganggang biru (cyanophyta) ini
digunakan dalam sistem klasifikasi 5 kingdom whittaker. Sistem klasifikasi ini membagi organisme dalam 5
kelompok besar, yaitu
1.monera
2.protista
3.fungi
4.plantae
5.animalia
cyanophyta(ganggang biru) itu merupakan filum dari kingdom monera, dimana kingdom monera terdiri dari dua filum yaitu bateri dan cyanotpyta tadinya.
Sekarang klasifikasi ilmiah yang dipakai yaitu sitem klasifikasi tiga domain sistem klasifikasi inilah yang membuat nama ganggang biru (Cyanophyta) jadi ganggang hijau biru yang sekarang kita lebih kenal dengan nama Cyanobacteria.
Sistem klasifikasi terbaru ini membagi organisme dalam 3 domain besar, yaitu
1.archea
2.bacteria
3.eukaria
cyanobacteria(ganggang hijau biru) yang dulu disebut cyanophyta dan masuk sebagai filum dari monera sekarang jadi filum dari bacteria(bakteria terdiri atas 2 filum yaitu bakteri dan cyanophyta). kelompok organisme yang termasuk Cyanobacteria merupakan organisme perintis, sperti halnya bakteri.
Manfaatnya spirulina sebagai sumber makanan masa depan dikenal sebagai superfood,
1.monera
2.protista
3.fungi
4.plantae
5.animalia
cyanophyta(ganggang biru) itu merupakan filum dari kingdom monera, dimana kingdom monera terdiri dari dua filum yaitu bateri dan cyanotpyta tadinya.
Sekarang klasifikasi ilmiah yang dipakai yaitu sitem klasifikasi tiga domain sistem klasifikasi inilah yang membuat nama ganggang biru (Cyanophyta) jadi ganggang hijau biru yang sekarang kita lebih kenal dengan nama Cyanobacteria.
Sistem klasifikasi terbaru ini membagi organisme dalam 3 domain besar, yaitu
1.archea
2.bacteria
3.eukaria
cyanobacteria(ganggang hijau biru) yang dulu disebut cyanophyta dan masuk sebagai filum dari monera sekarang jadi filum dari bacteria(bakteria terdiri atas 2 filum yaitu bakteri dan cyanophyta). kelompok organisme yang termasuk Cyanobacteria merupakan organisme perintis, sperti halnya bakteri.
Manfaatnya spirulina sebagai sumber makanan masa depan dikenal sebagai superfood,
1.2 Tujuan
i.
Memahami mengetahui tentang Cyanobacteria
ii.
Menunjukan secara keseluruhan mengenai Cyanobacteria melalui, ciri-ciri,
klasifikasi, serta struktur sel tubuh Cyanobacteria
iii.
Merangkum informasi dan memberikan contoh Cyanobacteria yang bermanfaat
dan yang merugikan
iv.
Memenuhi tugas mandiri matakuliah mikrobiologi
BAB II
Pembahasan
2.1 Cyanobacteria (Alga hijau-biru)
Cyanobacteria, dikenal pula sebagai sianobakteri(a), bakteri
biru-hijau, ganggang biru-hijau
(Cyanophyceae), serta ganggang biru, adalah filum (atau
divisi) bakteri autotrof fotosintetik. Jejak fosilnya telah ditemukan berusia
3,8 miliar tahun. Kelompok bakteri ini sekarang adalah salah satu kelompok
terbesar dan terpenting Alga hijau-biru adalah organisme prokariotik yang tidak terikat dengan membran organel. Sehingga lebih erat
kaitannya dengan bakteri daripada alga, mereka sering disebut sebagai
cyanobacteria. Mereka terjadi di laut, air tawar dan habitat darat.
Cyanobacteria merupakan komponen penting dalam siklus nitrogen dan produsen.
Cyanobacteria disebut hijau-biru karena warna klorofil a dan pigmen biru (fikosianin) yang di milikinya. Cyanobacteria banyak
dijumpai di tempat-tempat yang lembap, misalnya diatas tanah, batu, tembok,
sawah, parit, dan di laut. Jika mengering cyanobacteria mengelupas seperti
kerak. Cyanobacteria melimpah di perairan dengan pH netral atau perairan yang
sedikit bersifat basa, jarang sekali di jumpai di perairan dengan pH kurang
dari 4-5. Selain itu, Cyanobacteria juga ada yang hidup bersimbiosis dengan
organisme lain misalnya Gloeocapsa dan Nostoc bersimbiosis dengan alga
membentuk lumut kerak(lichen), Anabaena bersimbiosis dengan lumut hati,
tumbuhan paku air, dan palem-paleman untuk memfiksasi nitrogen.
Cyanobacteria sama seperti bakteri,
juga bersifat prokariotik. Cyanobacteria ada yang bersel satu dan ada pula yang
bersel banyak. Yang bersel satu ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni,
sedangkan yang bersel banyak umumnya berbentuk benang. Cyanobacteria dapat
hidup di batuan di tempat organisme lain sulit hidup. Dengan adanya Cyanobacteria
terjadilah pelapukan batuan sehingga memungkinkan tumbuhan lain hidup.
Cyanobacteria dapat bertahan pada lingkungan yang suhunya mencapai 85°C. Itulah sebabnya Cyanobacteria
dikatakan sebagai organisme perintis.
2.2 Ciri-ciri Cyanobacteria
·
Intinya tidak diselubungi oleh membran
inti (prokariotik)
·
organisme uniseluler dan multiseluler
·
Mengandung klorofil a (autotrof)
·
Klorofil tidak
dalam kloroplas
·
Klorofil berada di membran tilakoid
·
Tidak memiliki membran inti
·
Memiliki pigmen biru (fikosianin)
·
Dapat berfotosintesis
·
Dapat menghasilkan gula dan oksigen
·
Bersifat kosmopolit (hampir dapat
dihidup disegala jenis lingkungan
Seperti halnya bakteri, Cyanobacteria ini
tidak memiliki membran inti. Tetapi terdapat pada suatu daerah didalam
sitoplasmanya. Jadi Cyanobacteria
tergolong organisme prokariotik.
Selain itu karena memiliki
klorofil dan dapat berfotosintesis, Cyanobacteria dapat menghasilkan
gula dan oksigen. Inilah sifat yang tidak dimiliki oleh bakteri pada umumnya.
Pigmen fikosianin
mengakibatkan warna hijau kebiruan. Beberapa dari Cyanobacteria
ada juga yang berwarna cokelat, hitam, kuning, merah, dan hijau. Warna merah
disebabkan oleh pigmen fikoeritrin
sedangkan warna kuning disebabkan oleh pigmen karoten.
Pada umumnya Cyanobacteria memiliki kemampuan menambah
(fiksasi) nitrogen dari udara. Proses penambahan nitrogen ini dilakukan oleh sel
khusus yang disebut heterosista.
Heterosista dihasilkan oleh Cyanobacteria berbentuk benang. Ukuran heterosista lebih
besar dibandingkan sel didekatnya serta memiliki dinding sel yang lebih tebal.

Gambar
2.2: Populasi cyanobakteia yang sedang blooming di laut
2.3 Struktur Sel Cyanobacteria
Setiap
individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif.
Cyanobacteria tidak memiliki flagela. Mereka bergerak dengan meluncur sepanjang
permukaan. Kebanyakan Cyanobacteria ditemukan di air tawar, sedangkan lainnya
tinggal di lautan, terdapat di tanah lembab, atau bahkan kadang-kadang
melembabkan batuan di gurun. Beberapa bersimbiosis dengan lumut kerak,
tumbuhan, berbagai jenis protista, atau spons dan menyediakan energi bagi
inang.
Sel Cyanobacteria tersusun atas (dari luar
kedalam) sebagai berikut : dinding sel, membran sel, sitoplasma, dan asam inti.
Perhatikan gambar berikut.

Gambar 2.3.2 : Struktur Sel Cyanobacteria
a. Selubung Lendir
Selubung lendir terdapat disebelah luar dinding sel. Selubung lendir
berfungsi mencegah sel dari kekeringan. Selain itu, lendir dapat memudahkan sel
bergerak, karena beberapa Cyanobacteria ini dapat bergerak dengan gerakan
osilasi (maju mundur). Belum dapat dipastikan apa yang menyebabkan Cyanobacteria
ini bergerak.
b. Dinding Sel
Dinding sel mengakibatkan sel memiliki bentuk yang tetap.
c. Membran Sel
Membran sel berfungsi mengatur keluar-masuknya zat dari dan kedalam sel.
Terdapat pelipatan membrane sel kearah dalam membentuk lamella fotosintetik
atau membran tilakoid. Pada membran tilakoid inilah terdapat klorofil. Jadi
berbeda dengan sel eukariotik yang memiliki klorofil didalam kloroplas, Cyanobacteria
tidak memiliki kloroplas.
d. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan koloid yang tersusun atas air, protein, lemak, gula,
mineral-mineral, enzim, ribosom, dan DNA. Di dalam sitoplasma inilah
berlangsung proses metabolisme sel.
e. Asam inti atau
Asam Nukleat (DNA)
DNA terdapat pada suatu lokasi di dalam sitoplasma, namun tidak memiliki
membran inti. Karena itulah Cyanobacteria digolongkan kedalam prokariotik.
f. Mesosom dan
Ribosom
Ribosom merupakan organel untuk sintesis protein, sedangkan mesosom
merupakan penonjolan membran kearah dalam yang berperan sebagai penghasil
energi.
2.4 Reproduksi Cyanobacteria
Ada 3 cara reproduksi Cyanobacteria yaitu pembelahan sel,
fregmentasi, dan membentuk spora.
a. Pembelahan Sel
Cyanobacteria dapat bereproduksi dengan pembelahan biner. Pembelahan biner merupakan pembelahan sel secara
langsung. Dengan pembelahan sel, baik sel tunggal (organisme uniseluler) maupun
sel penyusun filamen (benang) akan bertambah banyak. Filamen akan bertambah
panjang karena adanya pembelahan sel.
gambar 2.4.1: pembelahan sel
b. Fragmentasi
Fragmentasi dilakukan oleh Cyanobacteria
berbentuk benang. Dengan fragmentasi (pemenggalan), filamen yang panjang akan
terputus menjadi dua atau lebih benang pendek yang disebut hormogonium. Setiap hormogonium akan tumbuh menjadi filamen baru.
Tempat pemutusan filamen adalah sel mati yang terdapat diantara sel penyusun
filamen.
Gambar 2.4.2 : filamen
c. Pembentukan
Spora
Jika kondisi buruk, misalnya kurang air, diantara sel-sel Cyanobacteria
ada yang dapat membentuk endospora, seperti pada bakteri. Dindingnya menebal,
dan ukuran sel membesar. Bentukan ini disebut sebagai akinet, misalnya pada Nostoc.
Spora tahan terhadap lingkungan yang jelek. Jika kondisi lingkungan telah
pulih, spora tumbuh menjadi Cyanobacteria yang baru.
Gambar 2.4.3 : spora
2.5 Klasifikasi
Cyanobacteria
Cyanobacteria
ada yang uniseluler, ada yang membentuk koloni, dan ada pula yang berbentuk
benang. Beberapa koloni filamen memiliki
kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi tiga tipe sel yang berbeda, sel
vegetatif adalah yang normal, sel fotosintesis pada kondisi lingkungan yang
baik, dan tipe heterokista yang berdinding tebal yang mengandung enzim
nitrogenase. Cyanobacteria yang uniseluler adalah Chroococcus dan Anacystis,
yang membentuk koloni adalah Merismopedia,
Nostoc, dan Microcystis. Dan membentuk benang (filament)
adalah Oscillatoria, Microcoleus, dan
Anabaena.

Cyanobacteria dibedakan dalam 3 bangsa
yaitu:
-
Bangsa
Chroococcales. (Cyanobacteria
bersel satu)
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau-hijauan
umumnya Cyanobacteria ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok
yang basah. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan dengan perantaraan lendir
tadi, dan dengan demikian terbentuk kelompok-kelompok atau koloni.

Gambar 1: Chroococcus turgidus
Cyanobacteria
ini biasanya hidup di dasar kolam yang tenang, tembok yang basah atau cadas.
Biasanya sel-sel yang muda tetap bersatu karena ada selubung yang mengikatnya.
Pembiakan berlangsung secara vegetatif, dengan membelah diri. Setelah
pembelahan, sel-sel tetap bergandengan sehingga membentuk koloni.

Gambar 2 : Gloeocapsa sanguine
Cyanobacteria
ini hidup pada batu-batuan dan kadang-kadang dijumpai endofit (di dalam tubuh
makhluk hidup), atau epifit pada tumbuhan lain. Koloni berbentuk benang yang
dapat putus menjadi hormogonium. Hormogonium dapat tumbuh menjadi koloni baru.
- Bangsa
Chamaesiphonales (Cyanobacteria berkelompok)
Cyanobacteria bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang, mempunyai spora.
Benang-benang itu dapat putus-putus merupakan hormogonium, yang dapat merayap
dan merupakan koloni baru. Spora terbentuk dari isi sel (endospora). Setelah
keluar dari sel induknya, spora dapat menjadi tumbuhan baru. Untuk menghadapi
kala yang buruk dapat membentuk sel-sel awetan dengan menambah zat makanan
cadangan serta mempertebal dan memperbesar dinding sel.
Bentuk seperti bola, hidup di kolam
yang tenang dan jernih. Pembiakan dengan cara fragmentasi dari koloni.
-
Bangsa Nostocales

Gambar 3 Oscillatoria
Sel-selnya merupakan
koloni berbentuk benang, atau diselubungi suatu membran. Benang-benang itu
melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai percabangan sejati,
lebih sering mempunyai percabangan semu. Benang benang itu selalu dapat
membentuk hormogonium.

Gambar 4 Rivularia
hidup dalam air atau di atas tanah yang basah,
sel-selnya bulat, merupakan benang-benang dan akhirnya membentuk koloni yang
berlendir. Pada jarak-jarak tertentu pada benang-benang itu terdapat sel-sel
yang dindingnya tebal, kehilangan zat-zat warna yang berguna untuk asimilasi,
hingga kelihatan kekuning-kuningan dan dinamakan heterosista. Heterosista ini
dalam keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang baru, tetapi fungsinya belum
dikenal dan biasanya lekas mati.



Gambar 5: Nostoc, anabaena
Nostoc, dapat menambat N dari udara, seringkali
bersimbiosis dengan Fungai membentuk Lichenes. Anabaena, juga menambat N dari
udara dan dapat bersimbiosis dengan tanaman. Anaabaena cycadae bersimbiosis dengan
pakis haji (Cycas rumphii). Anabaena
azollae bersimbiosis dengan paku air Azolla pinata (dalam daunnya) yang hidup
di sawah-sawah dan di rawa rawa. Dalam bersimbiosis Anabaena berada dalam akar-akarnya yang disebut akar-akar bunga
karang mengikat nitrogen untuk tumbuhannya.
2.6. Peranan Cyanobacteria bagi manusia
Cyanobacteria ada yang bersifat merugikan, ada pula yang
bersifat menguntungkan bagi manusia.
a. Cyanobacteria yang
merugikan
Cyanobacteria
ini dapat tumbuh di tembok dan batu, sehingga tembok akan mudah lapuk. Demikian
pula bangunan candi dari batu yang banyak terdapat di Indonesia banyak yang
terancam menjadi lapuk karena Cyanobacteria.
Telah di uraikan bahwa beberapa Cyanobacteria yang hidup di air ada
yang mengeluarkan racun (toksin). Racun yang terlarut di dalam air dapat
meracuni organisme yang meminumnya. Contohnya dapat di lihat digambar 2.6.1. Ini merupakan sifat
merugikan Cyanobacteria.
Gambar 2.6.1 : ikan mati karena Cyanobacteria
Racun yang dikeluarkan di perairan dapat mematikan
organisme lain. Contoh, anabaena flosaquae dan microcystis. Beberapa spesies Cyanobakteria memproduksi racun saraf (neutrotoksin), hati (hepatotoksin), dan sel (sitotoksin). Mereka membentuk endotoksin
sehingga berbahaya bagi hewan dan manusia.
Cyanobakteria yang merugikan manusia sebenarnya
berkaitan dengan perbuatan manusia juga. Cyanobakteria dapat hidup pada
lingkungan dengan kadar fosfat dan nitrogen yang tinggi. Kadar fosfat dan nitrogen
yang tinggi pada suatu lingkungan perairan sering diakibatkan oleh pencemaran
limbah industri dan pertanian. Kondisi lingkungan demikian dapat mengakibatkan
tumbuhnya Cyanobakteria secara berlimpah. Limpahan Cyanobakteria dapat menutupi
permukaan perairan sehingga sinar matahari dan oksigen yang dibutuhkan jenis
organisme di dalam perairan berkurang. Selain itu, limpahan Cyanobakteria
menghasilkan racun yang dapat membunuh berbagai jenis ikan dan organisme
perairan lainnya.
b. Cyanobacteria yang Menguntungkan
Cyanobacteria ada yang bermanfaat di bidang pertanian dan
industri makanan.
Beberapa Cyanobakteria yang menghuni perairan
melepaskan geosmin, senyawa organik
yang bertanggung jawab atas aroma tanah/lumpur.
Anabaena azollae bersimbiosis pada akar sikas atau jaringan paku air Azolla pinnata dalam membantu penyediaan nitrogen.
Anabaena azollae bersimbiosis pada akar sikas atau jaringan paku air Azolla pinnata dalam membantu penyediaan nitrogen.
1) Pengikat nitrogen bebas

(2) Sebagai bahan makanan dan suplemen obat
Ada pula cyanobacteria yang dapat dijadikan
makanan karena mengandung protein yang cukup tinggi. Misalnya Cyanobacteria
yang bentuknya spiral dan disebut Artrospira. Cyanobacteria
ini terkenal, kemudian para pakar telah berhasil membudidayakan Cyanobacteria ini untuk dipanen proteinnya. Di masa depan
ada kemungkinan Cyanobacteria ini dapat dikembangbiakkan dalam jumlah
besar untuk menghasilkan protein bagi kebutuhan umat manusia. Oleh karena
kemampuan menangkap nitrogen Cyanobacteria dapat menyuburkan habitatnya, atau menguntungkan organisme lain yang
bersimbiosis dengannya. Contoh lainya lagi Spiriluna mampu
menghasilkan senyawa karbohidrat yang lumayan dan senyawa organik lain sangat
tinggi yang diperlukan oleh manusia sebagai sumber pangan yang mengandung
banyak sekali protein di dalamnya. Oleh karena itu Spiriluna bisa digunakan
untuk dikembangkannya sumber pangan di masa dating karena Spiriluna ini dalam
bentuk pil.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Cyanobacteria merupakan organisme uniseluler dan
multiseluler yang bersifat prokariotik serta memiliki klorofil dan fikosianin. Cyanobacteria
bisa berfotosintesis dan bisa hidup
bersimbiosis dengan organisme lain. Cyanobacteria yang uniseluler ada yang
hidup soliter dan ada yang berkoloni, sedangkan yang multiseluler pada umumnya
berbentuk benang. Cyanobacteria ad yang bisa bermanfaat bagi manusia.
Cyanobacteria termasuk dalam kingdom Monera.
Meskipun alga ini memiliki klorofil, namun Cyanobacteria ini tidak dapat
digolongkan kepada kingdom plantae. Karena Cyanobacteria masih berupa
prokariotik, sementara yang ada di kingdom plantae adalah yang eukariotik.
DAFTAR PUSTAKA
Amin,
Mohamad. 2009. Biologi. Jakarta : Penerbit Bailmu
Syamsuri,
Istamar. 2006. Biologi 1A: Kelas X
Semester 1. Jakarta : Penerbit Erlangga
Campbell,
N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Ter. dari: Biology. 5th ed. Oleh
Manalu, W. Jakarta. Penerbit Erlangga
Supliyadi,
Slamet Suyanto.
2008. IPA TERPADU: SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Penerbit Grasindo
Tamher, Sayuti. 2005. Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Depkes RI
Rikky Firmansyah, dkk. 2007. kelas X sekolah menengah atas / Madrasah Aliyah: Penerbit PT
Grafindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar